sa

Jumat, 14 Mei 2010

Virus HIV Dapat Ditularkan oleh Nyamuk……???

Pertanyaan lama ini berulang ulang kembali mengudara dan tidak pernah terjawab dengan baik. Virus DBD dapat ditularkan oleh nyamuk dan berbagai jenis penyakit, misalkan malaria, penyakit kaki gajah diketahui disebabkan oleh nyamuk yang membawa virus tersebut dibadannya. Apakah Virus HIV dapat ditularkan oleh Nyamuk???

Virus HIV dapat ditularkan dengan terjadinya hubungan sex, namun juga dapat tertular dengan penggunaan jarum suntik seperti yang terjadi pada pengguna narkoba. Pertanyaannya adalah… kalau jarum suntik bisa menularkan HIV, mengapa Nyamuk tidak bisa…??

Pertanyaan ini telah dijawab berkali kali oleh para ahli yang mengatakan bahwa NYAMUK TIDAK MENULARKAN HIV, dengan sejumlah penjelasan teknis mengenai bagaimana mekanisme penghisapan darah pada nyamuk, bahwa virus tersebut akan mati dibadan nyamuk dsb. Untuk yang memerlukan jawabannya tentu bisa lihat di internet.

Jawaban para ahli ini rupanya masih belum meyakinkan sejumlah kaum awam, bahkan beberapa ahli. Selalu saja timbul kasus dari tahun ketahun dimana seseorang tertular HIV, dan dia hidup secara sehat, berhubungan sex sehat, tidak pemakai narkotik dan tidak pernah transfusi ataupun mengalami hal2 yang mungkin dapat menularkan HIV. Salah satu contoh pertanyaan yang membuat saya garuk2 kepala adalah seperti ini : Seekor nyamuk mengisap darah seorang penderita HIV atau AIDS. Sebelum kenyang, ia berpindah pada tubuh orang sehat. Darah yang berisi virus masih fresh. Nyamuk tadi menusukkan jarumnya kekulit dan pada saat itu orang ini kebetulan memukul nyamuk tadi dan darah dibadan nyamuk [yang berisi virus tadi] terdorong masuk semua kebadan orang ini melalui mulut nyamuk dan virus masuk kebadan. Secara logika, contoh tadi masuk diakal, karena virus belum mati dan masih segar. Apakah itu tidak mungkin…??

Beberapa ahli malahan menuduh badan2 kesehatan sengaja menghindari pertanyaan ini dan merekayasa jawabannya, karena takut masyarakat mengalami histeria akan epidemi HIV. Kelihatannya badan2 kesehatan dunia masih perlu memberikan jawaban yang meyakinkan tentang hal ini. Tentunya seluruh jawaban tadi perlu didukung dengan penelitian yang mendalam dan benar. Mari kita tunggu………

kesehatan.kompasiana.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar