Pertanyaan paling membingungkan para ahli di seluruh dunia adalah apakah hewan bisa menjadi homoseksual? Berdasarkan teori Darwin, dorongan seksual pada hewan didesain untuk tindakan reproduksi, oleh karena itu seharusnya merupakan heteroseksual.
Namun, beberapa peneliti menunjukkan bahwa hewan yang homoseksual mungkin saja lebih banyak dari apa yang diperkirakan. Homoseksual sering kali ditolak para peneliti sebagai pengecualian pada dunia binatang.
Studi pada koloni albatros oleh University of Hawaii mengungkapkan bahwa sepertiga dari ‘pasangan’ yang berkomitmen untuk bersama satu sama lain, terdiri dari 2 jenis betina.
Setelah melakukan perkawinan dengan albatros jantan, pasangan betina membuat sarang bersama ‘istri’ mereka dan menginkubasi telur bersama-sama.
Kecendrungan luar biasa ini awalnya tidak disadari karena albatros jantan dan betina hampir tidak bisa dibedakan satu sama lain. Beberapa ahli biologi mengklaim perilaku hewan ini telah tampak di 1500 spesies yang berbeda dan dipercaya tercatat di sepertiga kasus-kasus ini.
Berdasarkan penelitian, sekitar seperlima dari pinguin raja yang berada di penangkaran adalah ‘gay’, di mana secara umum angsa hitam jantan memiliki pasangan dengan betina, maka bisa jadi ini dilakukan untuk meningkatkan penjagaan.
Lalat kotoran jantan, memiliki hubungan dengan pejantan lain dengan tujuan untuk melelahkan pasangannya guna mengurangi kompetisi mendapatkan betina.
Perilaku yang menunjukkan ‘gay’ juga telah dibservasi pada jerapah, kupu-kupu, koala, lumba-lumba, gurita, domba, serta hewan lain.
Petter Bockman, ahli homoseksual pada hewan dari University of Oslo mengatakan pada Daiily Mail, “Jika Anda bertanya apakah hewan bisa gay? Maka jawaban singkatnya adalah ‘ya’. Gay adalah kata bagi dunia manusia, sehingga kami memilih untuk menggunakan kata ‘homoseksual’ pada hewan.”
“Seksualitas tidak hanya soal menghasilkan bayi, tetapi juga membuat kawanan pekerja. Bagi beberapa hewan, homoseksual adalah perilaku kawanan yang normal.”
Para peneliti telah terbagi menyangkut penemuan itu. Bruce Bahemill, ahli biologi soal gay di University of Wisconsin, mengatakn asumsi para peneliti bahwa hewan tidak gay adalah karena ‘bias heteroseksual’.
Beberapa berargumentasi bahwa hewan telah terprogram untuk menjadi heteroseksual sebagai cara bertahan hidup. Dr. Antonio Pardo, profesor bioetik di University of Navarre, Spanyol, mengatakan, “Homoseksual tidak hadir di kehidupan hewan. Namun demikian, interaksi merupakan naluri lain, seperti dominasi yang dapat memberi kesimpulan perilaku yang menggambarkan homoseksual.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar