ilustrasi (Foto: sheknows)
Bagi beberapa anak, jarangnya frekuensi BAB bisa jadi merupakan hal yang normal karena frekuensi BAB tiap orang pasti berbeda.
Tapi untuk mengetahui apakah anak mengalami susah BAB tergantung dari seberapa sering ia merasa sakit perut tapi sangat sulit buang air besar dan membutuhkan waktu yang lama bagi anak di toilet.
Jika feses yang dihasilkan lunak dan keluar dengan mudah dari dalam tubuh, maka itu bukanlah sembelit meskipun frekuensi BAB si kecil termasuk jarang.
Seperti dikutip dari Familydoctor.org, Selasa (25/5/2010) seorang anak dikatakan memiliki masalah susah BAB jika memiliki satu atau lebih dari gejala berikut, yaitu:
- Anak melakukan BAB kurang dari 3 kali dalam seminggu.
- Feses yang dikeluarkan si kecil sangat keras, kering dan besarnya tidak seperti biasa.
- Anak harus mengejan dengan keras saat BAB, karena kotorannya sulit untuk dikeluarkan.
- Beberapa anak biasanya diikuti dengan sakit perut dan menjadi lebih rewel.
Sulitnya si kecil BAB kemungkinan terjadi akibat ia kurang mengonsumsi air, susu atau cairan lainnya. Selain itu bisa juga disebabkan anak tidak mengonsumsi makanan yang sehat terutama yang mengandung serat cukup. Serta akibat anak sering mengabaikan keinginan untuk BAB karena tidak ingin acara bermainnya terganggu atau merasa takut dan malu dengan gurunya saat di sekolah.
Untuk mengatasi susahnya BAB, terkadang orangtua harus mengetahui makanan apa saja yang boleh dikonsumsi dan makanan yang sebaiknya dihindari, yaitu:
Makanan yang sebaiknya dikonsumsi
- Mengonsumsi sayur dan buah yang mengandung serat, baik dalam bentuk potongan atau dibuat jus, seperti apel, pir, brokoli atau bayam.
- Mengonsumsi kacang-kacangan seperti kacang polong, buncis atau lobak.
- Mengonsumsi tomat dan jagung.
- Mengonsumsi roti dari gandum atau terigu.
- Mengonsumsi sereal atau cracker, terutama yang mengandung sayuran.
Makanan yang sebaiknya dihindari
- Menghindari susu sapi, karenanya banyak anak yang mengalami susah BAB saat berpindah dari ASI ke susu sapi.
- Menghindari makanan atau minuman yang berbahan dasar susu, seperti yoghurt, keju atau es krim.
- Menghindari konsumsi buah pisang.
- Menghindari konsumsi wortel.
- Menghndari makanan yang mengandung lemak dan kadar gula tinggi.
Untuk mencegah susah BAB pada anak, orangtua sebaiknya memberikan pelatihan agar BAB anak teratur. Orangtua bisa mengajarkan anak pergi ke kamar mandi ketika ia pertama kali merasakan keinginan untuk BAB.
Selain itu bantulah anak untuk membentuk kebiasaan BAB yang teratur dengan meminta anak duduk di toilet setidaknya 10 menit setiap harinya di waktu yang sama, usahakan setelah anak makan.
Susah BAB biasanya adalah hal yang umum terjadi pada anak-anak dan bisa hilang dengan sendirinya. Tapi pada beberapa kondisi tertentu si kecil sebaiknya perlu dibawa ke dokter, jika disertai dengan muntah-muntah, feses yang berdarah, anak merasakan sakit perut yang hebat setiap kali ingin BAB dan kondisi ini sudah berlangsung lebih dari 3 hari.
http://us.health.detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar