Jakarta, Kompas - Gangguan di retina akibat komplikasi diabetes melitus dapat berujung pada kebutaan permanen.
”Komplikasi diabetes, antara lain, timbul kelainan pada retina mata. Semakin lama seseorang menderita diabetes, semakin besar peluang alami kelainan retina atau retinopati diabetik,” ujar Gitalisa Andayani dari Divisi Retina Departemen Mata Fakultas Kedokteran UI sekaligus Staf Hubungan Masyarakat Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami), Senin (19/4).
Dia menjelaskan hal itu di sela acara temu wicara ”Fotokoagulasi Laser dalam Tata Laksana Retinopati Diabetik dan Glaukoma” yang diselenggarakan Helen Keller International, Fakultas Kedokteran UI, Perdami, dan sejumlah perusahaan.
Gitalisa mengatakan, pengidap diabetes kurang dari lima tahun berisiko mengalami retinopati sekitar 13 persen. Pengidap selama 10-15 tahun berisiko 50-90 persen. ”Jika kerusakan tidak ditangani, [pengidap] bisa mengalami kebutaan permanen,” ujarnya.
Diabetes merupakan penyakit kronis yang timbul akibat kadar gula darah tinggi. Pada pengidap diabetes terjadi perubahan metabolik yang dapat mengakibatkan berbagai komplikasi, seperti kerusakan pembuluh darah besar dan halus. Kerusakan pembuluh darah halus itu, antara lain, terjadi di mata yang mengakibatkan retinopati diabetik.
Gitalisa menambahkan, skrining berkala dan deteksi dini pada adanya retinopati sangat penting untuk mencegah terjadinya kebutaan permanen. Oleh karena itu, pasien diabetes sebaiknya menjalani pemeriksaan lengkap, termasuk mata. ”Kami akan membuat sistem pemeriksaan mata terpadu bagi pengidap diabetes, melibatkan para dokter yang menangani pasien diabetes di RSCM,” ujarnya.
Pada tahap awal terjadinya retinopati diabetik, tidak dirasakan ada gejala atau gangguan penglihatan. ”Begitu terjadi kebocoran pembuluh darah berat, terutama di makula (bintik kuning), pasien mulai sulit melihat atau buram pandangannya.”
Untuk mencegah komplikasi, tentunya dengan mengendalikan diabetes dengan mengontrol level gula darah, tekanan darah, dan kolesterol.
Riset Kesehatan Dasar pada 2007 mencatat, diabetes melitus ada di peringkat kedua penyebab kematian pada kelompok 45-54 tahun di perkotaan. Di pedesaan, diabetes melitus menduduki peringkat keenam dengan jumlah proporsi kematian sebesar 5,8 persen. (INE)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar