VIVAnews - Kepulan asap yang disertai hujan abu hasil ledakan gunung di Islandia telah meneror sebagian langit Eropa. Sejumlah negara di Eropa bagian barat untuk sementara waktu membatalkan banyak jadwal penerbangan komersil, Kamis 15 April 2010.
Asap dan hujan abu itu berasal dari ledakan gunung di kawasan gletser Eyjafjallajokull, Islandia, Rabu 14 April 2010. Gunung itu telah meletus dua kali dalam sebulan terakhir. Dalam jangka waktu 24 jam, asap letusan mengarah ke timur Islandia, menuju Inggris dan dataran Eropa.
Menurut peneliti, asap dan hujan abu dari letusan gunung tidak saja mengganggu pandangan pilot, namun juga bisa merusak mesin pesawat selama penerbangan.
Tidak mau membahayakan keselamatan para penumpang dan awak pesawat, pihak berwenang di Inggris, Prancis, Belgia, dan Belanda hari ini memutuskan membatalkan banyak jadwal penerbangan komersil di seluruh bandara. Langkah serupa diikuti oleh Denmark, Irlandia, Swedia, Finlandia, dan Swiss.
Pembatalan jadwal penerbangan hari ini sudah membuat susah puluhan ribu calon penumpang, yang menumpuk di berbagai bandara utama di Eropa.
Di Inggris, Otoritas Penerbangan Sipil menyatakan bahwa larangan terbang pesawat komersil diberlakukan setidaknya hingga pukul 18 Kamis waktu setempat (tengah malam WIB) dan menunggu perkembangan berikut. Di Irlandia, pihak berwenang menutup semua layanan penerbangan selama delapan jam, seperti yang dilakukan Denmark, Norwegia, Swedia, dan Finlandia.
Selain mengeluarkan asap dan hujan abu, letusan itu juga melelehkan lapisan es di Eyjafjallajokull sehingga menyebabkan naiknya permukaan air sungai hingga setinggi tiga meter. Kendati tidak ada laporan korban jiwa, sekitar 800 warga di dekat kawasan gletser itu telah mengungsi.
Pihak berwenang mengungkapkan bahwa ledakan kali ini 10 atau 20 kali lipat lebih kuat dari ledakan pertama bulan lalu sehingga berisiko tinggi menimbulkan banjir dari kawasan gletser.
Sementara itu, pengamat cuaca di Islandia mengaku tidak bisa memastikan sampai kapan gunung itu mengeluarkan asap dan hujan abu. "Ini bisa saja terjadi dalam beberapa hari atau pekan. Seberapa jauh itu mengganggu perjalanan udara tergantung pada cuaca," kata Einar Kjartansson dari Kantor Meteorologi Islandia. (Associated Press)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar