sa

Rabu, 02 Juni 2010

Jangan Sepelekan Peristiwa Tersedak

Jangan Sepelekan Peristiwa Tersedak

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebagian dari Anda pasti pernah tersedak. Saat tengah santap siang, misalnya, makanan yang Anda kunyah tiba-tiba memasuki saluran yang salah sehingga menyumbat saluran pernafasan.

Kalau sudah begini, biasanya Anda akan kesulitan berbicara susah bernafas, dan wajah berubah jadi biru atau keunguan. Meski bukan penyakit, sebaiknya Anda jangan mengabaikan tanda-tanda itu. Sebab bila tak segera diatasi, peristiwa ini bisa berakibat fatal.

"Karena menutup saluran nafas, korbannya akan mengalami rasa sesak luar biasa," ujar Suhanto, pakar kesehatan dari Rumah Sakit Mediros.

Tersedak menyebabkan tersumbatnya saluran pernafasan di sekitar tenggorokan (laring) atau saluran pernafasan (trakea). Aliran udara menuju paru-paru pun menjadi terhambat sehingga aliran darah yang menuju otak dan organ tubuh lain terputus.

Gangguan pencernaan Dalam banyak kasus, tersedak biasanya dipicu gangguan saluran pencernaan, baik saluran pencernaan bagian atas maupun bagian bawah. Gangguan itu bisa berupa gangguan rongga mulut, usus, dan lambung. "Ini bisa terjadi pada anak balita hingga orang dewasa," timpal Mulyadi, pakar kesehatan dari Minik Medizone.

Pada balita. tersedak timbal karena pembesaran kelenjar tonsil atau amandel. Dalam kondisi seperti itu, tubuh biasanya mengeluarkan reaksi. Misalnya, dengan mengeluarkan benda asing, seperti makanan atau minuman dari saluran pencernaan bagian atas.

"Itu terjadi jika tonsil kanan dan kiri yang membesar hampir menutup saluran masuk makanan ke dalam tubuh," paparnya.

Sementara pada orang dewasa, tersedak terjadi karena radang faring. Yakni, melemahnya fungsi otot dalam memindahkan makanan ke lambung. "Akibatnya makanan bisa masuk saluran nafas dan menimbulkan infeksi paru," jelas Suhanto.

Selain gangguan pencernaan, tersedak juga dipicu penyakit gastro esophageal reflux (gerd). Yakni, naiknya isi lambung ke saluran pencernaan bagian atas atau esofagus. Penderita gangguan ini biasanya merasakan terbakar pada dada bagian atas dan sekitar kerongkongan.

"Lalu tubuh memberikan refleks, salah satunya, ya, tersedak. Kalau dibiarkan bisa bisa memicu kanker kerongkongan," papar Mulyadi.

Tersedak juga terjadi karena kelainan otot volunteer, seperti otot pipi atau lidah, dalam proses menelan. Akibatnya, penderita kesulitan memindahkan makanan ke sekeliling mulut untuk dikunyah dan ditelan.

Kelainan otot volunteer biasanya dialami para pengidap penyakit gangguan syaraf seperti stroke. Sebab, saraf orang ini sudah tak mampu lagi memberikan rangsangan kepada otot, termasuk otot menelan. "Sehingga rangsangan refleks menelannya tidak ada," ujar Suhanto.

Ternyata, menurut hasil penelitian, penderita kelainan otot rangka, misalkan polyinyositis, distrofi otot, dan polio paling berisiko tersedak saat menelan makanan.

Suhanto, pakar kesehatan dari Rumahsakit Mediros Jakarta menerangkan, penderita kelainan otot biasanya mengalami kesulitan untuk menelan asupan makanan maupun minuman yang termasuk ke dalam tubuhnya.

"Ini berbahaya; kalau dibiarkan bisa mengakibatkan sesak nafas dan kematian," ujar Suhanto, pakar kesehatan Rumah Sakit Mediros.

Untuk itu, para penderita penyakit tersebut mesti mendapatkan perhatian dan pengawasan khusus dari orang di sekitarnya, terutama dalam tuusan ntengonsumsi makanan dan nunuman.

Jadi, sebaiknya, makanan yang dikonsumsi penderita sebisa ntungkin menggunakan bahan baku yang lembut dan mullah ditelan. Selain itu, penderita juga wajib diawasi saat makan. Jika ia tersedak, segera lakukan penanganan sementara dengan memukul punggung sehingga makanan bisa segera keluar.

Melihat dampaknya yang serius, Suhanto menyarankan Anda yang sering tersedak memeriksakan diri ke rumah sakit. "Sehingga diketahui penyebabnya secara klinis. Dan, itu akan menjadi dasar pengobatan selanjutnya," ucapnya. (Raymond Reynaldi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar